Hari dimana Lion Air mendarat di laut adalah hari saya mengajar kelas MM Executive di sekolah bisnis IPMI. Para eksekutif di kelas tidak bisa dibendung untuk tidak membicarakan kasus ini di kelas. Sesuai dengan semangat belajar ‘branding in practice’, tentu kasus ini sayang untuk tidak didiskusikan on the spot.
Pertanyaan apa yang akan dilakukan oleh Brand Manager Lion Air menghadapi kasus ini dijawab secara serempak yaitu menyelenggarakan Press Conference. Ini jawaban yang seragam dengan jawaban dari student di kelas saya yang lain yaitu di Binus Business School. Ternyata, top of mind dari para eksekutif langsung mengarah kepada berbicara dengan media (formal).
Sebenarnya tugas berbicara dengan media bisa diserahkan pada PR atau MarCom Manager. Seorang Brand Manager punya tugas lain yang lebih kritikal, yaitu memetakan ulang ‘value needs’ konsumen. Banyak yang berubah di peta value dan harus ada yang merekam secara serius pergeseran dan migrasi value konsumen.
Lion Air adalah salah satu dari brand Low Cost Carrier (LCC). Kejadian yang menimpa salah satu brand di dalam kategori LCC akan membawa dampak yang luas kepada brand-brand lain di kategori yang sama: Citilink, Air Asia, Sriwijaya, dll. Tugas pemetaan ulang akibat migrasi value dari satu segmen ke segmen lainnya, bukan hanya menjadi suatu yang urgent bagi Lion Air saja, melainkan bagi brand LCC lainnya. Read More →