


Ternyata ada ya Museum Bank Indonesia… baru tau nih. Anak saya Reza waktu perpisahan SMP ternyata pernah kesana untuk visit dan foto2.. ini aku yang kuper ato MarCommnya Museum BI yang masih belum rata ya. Waktu ada undangan bicara disana, sempat berpikir dimana ya itu tepatnya?
Anyway, ternyata buaguuss lho museumnya, jangan bayangin seperti museum2 lain di Indonesia yang cenderung suram dan tak terawat. Ini high tech, deh. Gedungnya bagus, heritage, full AC – pokoknya betah di dalam. Jadi ingat pengalaman visit museum ato art gallery di luar negeri yang dibuat bersuasana menyenangkan dan penuh dengan learning environment.
Mungkin salah satu dari upaya Museum BI ini untuk mempopulerkan museumnya ya dengan mengadakah acara talk show di tanggal 26 November kemarin itu, dari jam 9 sampe jam 2. Sedianya mau dibuka oleh Ibu Miranda Gultom tapi beliau berhalangan.
Kayanya kombinasi pembicara hari ini cukup bersinergi. Mbak Erna Jatiningrum, dan Mas Nanda, panitia, kayanya sudah memikirkan betul, supaya topik2nya saling mengisi. Pak Dr. Ninok Leksono, redaksi senior Kompas, menjelaskan dari sisi medianya. Bagaimana new media ini membawa perubahan di dalam percaturan media pada umumnya, dan bagaimana old media juga perlu berubah untuk menyikapinya. Baru pertama kali ini saya bertemu Pak Ninok, tetapi saya langsung merasa kagum dengan sikap beliau yang humble, down to earth dan respect pada orang2 yang lebih muda sekalipun.
Saya sendiri, sebagai pembicara kedua, diminta menjelaskan tentang online consumer behaviour – yang ini saya lebih titik beratkan pada consumer dalam arti B2C saja, tidak termasuk B2B, kalo nggak nanti jadi terlalu luas. Pembicara terakhir adalah Enda Nasution, teman kita yang satu ini adalah tokoh blogger Indonesia. Masih muda, smart, dan resourceful. Pembawaannya juga tenang tetapi berbobot. Moderatornya seru dan suka guyon, nick namenya GAW. Mas Gaw ini juga penulis buku, dan buku2nya judulnya puitis-puitis deh. Acara jadi mengalir dengan enak dibawakan oleh Gaw ini.
Saya highlight bahwa ada 4 motivasi online bagi konsumen, yaitu (1) to connect — ini makanya email2an makin jadi sehari2, juga connect yang sudah lebih interaktif seperti via Facebook, Friendster, dll, (2) to enjoy — ya lah, biarpun sedang cari berita atau lagi ngerjain pekerjaan apapun, sesekali diseling dengan browsing pekerjaan jadi ringan. Selain browsing, juga to enjoy ini ada hubungannya dengan fun, entertainment yang bisa didapat via Internet, (3) to learn — nah ini yang lebih seriousa.. lihat aja dari murid SD sampai mahasiswa S3 semuanya sekarang sudah cannot live without Internet, penelitian menyatakan bahwa orang merasa menjadi ‘resourceful’ dengan media ini, dan sebagian dari mereka juga bilang mereka menjadi ‘smarter’ dengan adanya media ini. (4) to trade — nah, yang terakhir ini yang ada hubungannya dengan beli membeli, bayar membayar dan pokoknya any transaction via media ini.
Bagaimana memanfaatkan online media adalah dengan mengerti ato paham betul apa yang diinginkan oleh visitors, sebisanya dalam website dibekali dengan fungsi2 yang komplit, kalo bisa semuanya ada (dari no.1 sampai 4 diatas).
Tapi saya juga mengingatkan bahwa ada tantangan tersendiri media online, karena ada kalanya konsumen punya andil yang tinggi terhadap isi cerita atau berita. Ini disebut deng “Consumer generated media’ (CGM) mana dia bisa membantu promosi brand, tetapi sekligus kalo nggak hati2, brand kita bisa diomongin macem2 – jadi kita, hare gene… kudu waspada, dalam pembinaan brand jangka panjang kalo bisa dimonitor terus apa2 yang ada di media consumer itu.
Acara tanyajawabnya seru banget.. sampe2 acaranya molor, kita baru berhenti sekitar jam 2 itupun karena sudah pada nggak tahan laparnya aja. Padahal masih bersemangat hadirin yang bertanya (ada pengurus museum lain, ada student, ada karyawan BI, dll. Bagi hadirin yang masih ingin tanya ke saya, khususnya, silakan aja ya.. bisa tanya lewat media website ini.
Selamat ya untuk penyelenggara akan keberhasilan acaranya, mudah2an sesuai dengan tujuannya, yaitu selain mempopulerkan museum BI ini, tetapi juga untuk memberikan wawasan tambahan bagi audiences.